Motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku
yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Motivasi murid dikelas berkaitan dengan alasan dibalik perilaku murid dan
sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam
jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia
kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan dia
terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka ia punya motivasi yang besar.
PERSPEKTIF TENTANG MOTIVASI
Perspektif tentang Motivasi terdiri dari empat perspektif :
1. Perspektif Behavioral
Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal adalah factor utama yang menentukan motivasi murid. Intensif adalah stimuli atau kejadian positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Intensif ini dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilkau yang tidak tepat .
2. Perspektif Humanistik
Menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk memilih nasib, dan kualitas positif kita. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan :
PERSPEKTIF TENTANG MOTIVASI
Perspektif tentang Motivasi terdiri dari empat perspektif :
1. Perspektif Behavioral
Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal adalah factor utama yang menentukan motivasi murid. Intensif adalah stimuli atau kejadian positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Intensif ini dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilkau yang tidak tepat .
2. Perspektif Humanistik
Menekankan kapasitas pertumbuhan personal kita, kebebasan kita untuk memilih nasib, dan kualitas positif kita. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan :
·
Fisiologis
: lapar, haus, tidur.
·
Keamanan
: bertahan hidup, berlindung dari kejahatan.
·
Cinta dan
rasa memiliki : kasih sayang, perhatian dari orang lain.
·
Harga
diri : menghargai diri sendiri.
·
Akltualisasi
diri : realisasi potensi diri. Merupakan kebutuhan tertinggi dan yang paling
sulit. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara
penuh sebagai manusia.
3.
Perspektif Kognitif
Memfokuskan diri pada motivasi internal untuk meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif, dan dapat menetukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan mereka kearah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R.W.White yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi , yakni bahwa orang temotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif.
4. Perspektif Sosial
Menekankan perlunya afiliasi. Kebutuhan afiliasi dan ketehubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mecapai tujuan). Contoh , murid mungkin belajar keras menhadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contoh , murid mungkin belajar keras menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan itu. Ada dua jenis motivasi intrinsik :
Memfokuskan diri pada motivasi internal untuk meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif, dan dapat menetukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan mereka kearah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R.W.White yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi , yakni bahwa orang temotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif.
4. Perspektif Sosial
Menekankan perlunya afiliasi. Kebutuhan afiliasi dan ketehubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mecapai tujuan). Contoh , murid mungkin belajar keras menhadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Contoh , murid mungkin belajar keras menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan itu. Ada dua jenis motivasi intrinsik :
·
Intrinsik
dari determinasi diri dan pilihan personal
Menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemampuan mereka sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan internal
Menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemampuan mereka sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan internal
·
Pengalaman optimal
Pengalaman optimal berupa perasaan senang dan bahagia yang besar.
Pengalaman optimal berupa perasaan senang dan bahagia yang besar.
PROSES KOGNITIF
LAINNYA
1. Atribusi. Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal :
1. Atribusi. Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal :
·
Lokus :
apakah sebab-sebab itu bersifat ekternal atau internal bagi si murid.
Stabilitas : sejauh mana sebab-sebab itu tetap tak bisa diubah atau dapat diubah.
Stabilitas : sejauh mana sebab-sebab itu tetap tak bisa diubah atau dapat diubah.
·
Daya
kontrol : sejauh mana individu dapat mengontrol sebab tersebut.
·
Kombinasi
dari tiga dimensi ini menghasilkan penjelasan yang berbeda tentang kegagalan
dan kesuksesan.
2.
Motivasi untuk menguasai. Yang berhubungan erat dengan ide tentang motivasi
intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi penguasaan (mastery motivation).
Tiga tipe orientasi prestasi :
·
Orientasi
untuk menguasai, berfokus pada tugas bukan kemampuan, dan melibatkan sikap
positif dan strategi berorientasi solusi.
·
Orientasi
tak berdaya, fokus pada kelemahan personal, menghubungkan kesulitan dengan
kekurangan kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif (seperti rasa bosan dan
cemas).
·
Orientasi
kinerja, lebih memperhatikan hasil dari pada proses pencapaiannya.
3.
Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi
dan memproduksi hasil positif. Self-Efficacy mempunyai kesamaan dengan motivasi
untuk menguasai dan motivasi intrinsik. Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa
“Aku Bisa”.
MOTIVASI, HUBUNGAN, DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
MOTIF SOSIAL adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan motif untuk merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan menjalin, memelihara, dan memulihkan hubungan yang hangat dan personal.
HUBUNGAN SOSIAL
MOTIVASI, HUBUNGAN, DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
MOTIF SOSIAL adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan motif untuk merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan menjalin, memelihara, dan memulihkan hubungan yang hangat dan personal.
HUBUNGAN SOSIAL
Hubungan Murid dengan
Orang Tua, meliputi :
·
Karakteristik
demografis. Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin
percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting. Mereka
lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak dan memberi stimuli
intelektual di rumah. Prestasi murid dapat menurun apabila mereka tinggal dalam
keluarga yang single parent, orang tua yang waktunya banyak dihabiskan untuk
bekerja, dan tinggal dalam keluarga besar.
·
Praktik
pengasuhan anak. Berikut beberapa praktik parenting positif yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi : (1) mengenal betul anak dan memberi
tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat, (2) memberikan iklim emosional
yang positif, (3) menjadi model perilaku yang memberi motivasi.
·
Provisasi
pengalaman spesifik di rumah. Membacakan buku untuk anak prasekolah dan memberi
materi bacaan dirumah akan memberi efek positif pada prestasi dan motivasi
membaca anak.
Hubungan Murid dengan Teman Sebaya. Teman sebaya dapat
mempengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi
sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman sebaya.
Hubungan Murid dengan Guru. Murid kemungkinan besar akan
berkembang menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa di perhatikan,
karenanya guru harus mengenal murid dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar