PENTINGNYA
MEMPELAJARI KEPUASAN KERJA
l Kepuasan kerja sangat berhubungan
dengan kualitas hidup. Hal ini dikarenakan kehidupan individu dihabiskan
dilingkungan kerja
l Selama hampir 50 tahun pihak manager
dan psikolog PIO memilih asumsi yang sama bahwa kepuasan diimplikasikan
langsung pada kesuksesan organisasi
PENGERTIAN
KEPUASAN KERJA
l Berry mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap kerja yang
meliputi elemen kognitif, afektif dan perilaku yang diperkirakan akan memberi
pengaruh pada sejumlah perilaku kerja
l Wexley & Yulk mengatakan bahwa
kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaan
l Tiffin mengatakan kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekejaannya, situasi kerja dan
kerjasama antara pemimpin dengan karyawan
PERBEDAAN
ANTARA KEPUASAN KERJA, MORAL KERJA DAN KETERLIBATAN KERJA
l Kepuasan kerja (job satisfaction)
merupakan reaksi individu terhadap kondisi pekerjaan dan pengalaman-pengalaman
selama bekerja
l Moral kerja (morale of work)
merupakan tingkat kepuasan para karyawan pada organisasi dimana mereka bekerja
l Keterlibatan kerja (job
involvement) merupakan derajat keterlibatan seorang karyawan terhadap suatu
pekerjaan
TEORI
KEPUASAN KERJA
1. Locke’s Value
Discrepancy Theory
l Dicetuskan oleh Locke (1969, 1976)
l Mengacu pada apa yang diharapkan dan
apa yang diterima
l Kepuasan kerja tergantung pada
sejauh mana tingkat kepentingan suatu pekerjaan dan harapan atas pekerjaan itu.
Apa yang diterima oleh individu mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
2. Lawler’s
Facet Theory
l Dicetuskan oleh lawler dan Porter
(1976, 1968)
l Kepuasan kerja tergantung pada
penilaian seseorang pada perbandingan dari apa yang seharusnya ditawarkan oleh
pekerjaan itu sendiri dengan kenyataan yang ditawarkan
l Kondisi ini melibatkan penilaian
individu terhadap apa yang diterima oleh orang lain
l Ketidakpuasan muncul ketika apa yang
diterima ternyata lebih sedikit dari yang diharapkan ketika ia membandingkan
apa yang diterimanya dengan apa yang diterima orang lain
Lawler’s
Facet Theory
Ketidakpuasan
kerja muncul karena :
l Input kerja terlalu tinggi
l Tuntutan kerja meningkat
l Pendapatan rendah
l Rekan sekerja mendapat keseimbangan
antara input dan outcomes
l Rekan sekerja mendapatkan gaji yang
lebih tinggi meskipun pekerjaan yang dilakukan sama
3. The
Social Influences Hypothesis
l Dicetuskan oleh Triondis (1971),
salancik dan Pfeffer (1977), Weiss dan Shaw (1979)
l Individu cenderung tidak membuat
perbandingan pada sejumlah aspek pekerjaan yang berbeda-beda seperti pandangan
teori Discrepancy
l Individu sering mengambil jalan
pintas kognitif, dimana sering melihat bagaimana individu pada pekerjaan yang sama
memberikan penilaian. Penilaian mereka adalah penilaian diri individu itu
sendiri
4. Landy’s Opponent
Process Theory
l Dicetuskan oleh Landy (1978, 1985)
l Kepuasan kerja berubah-ubah
berdasarkan proses waktu
l Respon emosional individu terhadap
kondisi kerja merupakan proses keseimbangan. Kepuasan kerja yang tinggi dapat
berubah menjadi situasi yang rutin dan membosankan melalui suatu proses yang
sistematis
PENGUKURAN
KEPUASAN KERJA
Arnold dan
Feldman (1986) menyatakan 5 kegunaan dari survey mengenai kepuasan kerja yaitu,
l Mendiagnosa permasalahan organisasi
l Mengevaluasi efek dari manajemen
perubahan
l Meningkatkan komunikasi dengan
pekerja
l Melakukan assesmant terhadap serikat
kerja
l Untuk memahami terjadinya absent
dan turn over
Upaya yang harus
dilakukan guna memperoleh alat ukur yang baik, yaitu
l Permasalahan validitas
l Komponen yang hendak dilihat, apakah
khusus atau umum?
l Open-ended question VS Closed Question
ALAT UKUR
KEPUASAN KERJA
1. Job Description Index (JDI)
l Dicetuskan oleh Smith, Kendall dan
Hullin (1969)
l Validitas dan reliabilitas cukup
baik
l Ada 6 subskala, yaitu :
l
Attitude toward work
l
Supervision
l
Pay
l
Coworker
l
Opportunities for promotion
l
The job in general
2. Minnesota Satisfaction Question (MSQ)
l Dicetuskan oleh Weiss dkk (1967)
l Ada 100 item, dengan 20 faktor
pekerjaan, termasuk satisfaction with pay, coworker, supervision,
responsibility, social status dan security
l Berbentuk Likert rating
3. Need Satisfaction Questionnaire (NSQ)
l Dicetuskan oleh Porter (1961)
l Berdasarkan Need fulfillment
perspective
l Mengacu pada discrepancy
hypothesis
4. Faces Scale
l Dicetuskan oleh Kunin (1955)
l Skala cukup unik karena kategori
respon disajikan dalam bentuk wajah dengan sejumlah ekspresi emosi
l Mengacu pada sisi afektif dan
komponen emosianal dari sikap kerja
KOMPONEN
DARI KEPUASAN KERJA
1. Kepuasan pada pekerjaan itu sendiri
2. Kepuasan pada penggajian ; Karyawan yang
menerima gaji tinggi akan merasakan kepuasan lebih tinggi
3. Kepuasan pada pengawasan ; Suatu pekerjaan
bila jelas dan tidak ambigu, maka seseorang pemimpin akan lebih merasakan
kepuasan kerja. Hubungan atasan dan bawahan dapat berfungsi jika bawahan menyadari tujuannya
melalui supervisor
Kepuasan
pada pekerjaan itu sendiri
Menurut the
job characteristic model ada 5 dasar karakteristik pekerjaan yang berkaitan
dengan perubahan psikologikal, yaitu :
- Skill variety : derajat dimana pekerjaan mempunyai variasi dalam tugasnya dan menggunakan banyak keahlian dan kemampuan karyawan
- Task identity : derajat dimana suatu pekerjaan meliputi suatu proses dari awal sampai akhir
- Task significance : derajat dimana tugas memiliki makna atau kepentingan
- Autonomy : derajat dimana suatu pekerjaan dapat memberikan kebebasan dan kemandirian dalam membedakan prosedur dan jadwal kerja
5. Feedback from the job : derajat dimana suatu pekerjaan
dibangun berdasarkan informasi yang diperoleh orang lain mengenai keefektifan
pekerjaan
PERBEDAAN
INDIVIDU
l Demographic differences : kepribadian yang berbeda mengakibatkan
kepuasan kerja yang dirasakan juga berbeda
l Age and career stage : pekerja tua lebih merasa puas
daripada pekerja muda
l Education : semakin tinggi pendidikan yang
diperoleh, maka semakin tinggi keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik
l Gender : wanita lebih memiliki kesempatan yang lebih
kecil daripada pria
l Ethnicity and culture : pekerja pribumi digaji lebih
rendah dibandingkan dengan pekerja expatriate
HUBUNGAN
KEPUASAN KERJA DENGAN PERILAKU LAIN
l Kepuasan kerja dengan Produktivitas
l Kepuasan kerja dengan perilaku
menarik diri (withdrawal behavior)
-
Ketidakhadiran (bolos kerja)
- Turn
over
a. Functional
: berhenti bekerja karena kebijakan
perusahaan
b. Dysfunctional
: berhenti bekerja karena alasan pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar